Belum
cukup mengulik engine tanpa memainkan peran per di sekitar rumah CVT.
Setidaknya, dua per bisa disentuh demi menggapai akselerasi yang
sempurna buat pacuan. Yaitu, per CVT dan per di kampas kopling.
Mulai dari per CVT dulu. Di pasaran banyak dijual beragam per penekan
puli sekunder ini. Malah, macam kue atau baju yang dihias dengan warna
menarik sehingga mampu memikat pembeli.
Gitu juga per CVT. Di pasaran, part aftermarket yang memiliki kekerasan
pegas lebih keras dari per standar, juga dijual dengan warna berbeda.
Itu ada tujuannya. Misal di TDR, CLD, Kawahara atau Kitaco. Warna
dipakai buat membedakan tingkat kekerasan per.
"Mulai dari 1.000, 1.500 hingga 2.000 rpm, punya warna beda. Semakin
besar rpm, semakin keras per,” bilang Agus dari Tomson Matic Shop di
Jl. Ciledug Raya, Ruko Puri Beta Gold Land, No. 3, Larangan, Ciledug,
Tangerang.
Untuk aplikasi per CVT, tidak ada salahnya disesuaikan dengan kebutuhan
dan besarnya kapasitas mesin atau power di pacuan. Misalnya, buat
keperluan harian yang cenderung buka-tutup gas.
"Kalau sering alami stop and go, bisa pakai per lebih keras. Misal,
1.500 rpm. Tapi, top speed akan dikorbankan,” tambah Agus. Sebab per
yang lebih keras, belt tidak turun habis menekan sliding sheave.
Putaran mesin terasa tertahan sebatas kekuatan belt menekan per. Bisa
juga diimbangi roller lebih berat biar top speed bisa lebih tinggi.
Berbeda
jika power mesin lebih besar atau butuh karakter engine di putaran
menengah ke atas. Dengan power yang lebih besar dan per sedikit lebih
lembek, belt akan habis berputar hingga maksimal menekan puli sekunder.
Misal di skubek dengan isi silinder 150 cc dengan spek racing. Power
bisa bermain di 14 dk ke atas. Dengan begitu delivery power ke CVT jadi
lebih besar.
"Untuk ini, dibutuhkan per dengan kekerasan melebihi pegas standar.
Jadi, akselerasi awal tak selip,” tambah Agus sambil bilang biasanya
skubek 150 cc pakai per 1.500 rpm. Memang! Tak sedikit motor balap
utamakan karakter mesin di rpm tengah-atas. Dengan per itu, akselerasi
bawah gak selip, atas juga jalan.
Lanjut ke per kampas kopling. Tiga per di kampas kopling ini juga punya
tingkat kekerasan. Tapi menurut yang sudah seting per kampas kopling,
peran pegas ini tidak jauh beda dengan
ganti per CVT. Per kampas yang
lebih keras, pacuan punya karakter bermain di putaran tengah-atas.
"Karakter yang diberikan sama seperti ganti per CVT. Buka-bukaan motor
terasa lebih enak di putaran tengah-atas,” ujar Bram Prasetya, racer
asal Jakarta.
Akali putaran bawah, biasanya tinggal sesuaikan roller. Kalau butuh akselerasi cepat, pakai roller ringan. Gitu!
Bukannya per kampas kopling makin besar rpmnya makin enteng ya mainnya?
BalasHapus